mencari artikel

Jumat, 29 Oktober 2010

Gunung Merapi di Yogyakarta

 Merapi
Ketinggian2.968 m (9.737 kaki)
DaftarRibu
Lokasi
LokasiKlaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah), Sleman (DI Yogyakarta)
Koordinat7°32'30" LS 110°26'30" BT
Geologi
Jenisstratovolcano
Letusan terakhir2010
Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Bagi masyarakat di tempat tersebut, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan. Kini Merapi termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
Letusan pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.

Status Terkini

2006

Di bulan April dan Mei 2006, mulai muncul tanda-tanda bahwa Merapi akan meletus kembali, ditandai dengan gempa-gempa dan deformasi. Pemerintah daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sudah mempersiapkan upaya-upaya evakuasi. Instruksi juga sudah dikeluarkan oleh kedua pemda tersebut agar penduduk yang tinggal di dekat Merapi segera mengungsi ke tempat-tempat yang telah disediakan.

Pada tanggal 15 Mei 2006 akhirnya Merapi meletus. Lalu pada 4 Juni, dilaporkan bahwa aktivitas Gunung Merapi telah melampaui status awas. Kepala BPPTK Daerah Istimewa Yogyakarta, Ratdomo Purbo menjelaskan bahwa sekitar 2-4 Juni volume lava di kubah Merapi sudah mencapai 4 juta meter kubik - artinya lava telah memenuhi seluruh kapasitas kubah Merapi sehingga tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah Merapi.
1 Juni, Hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas Gunung Merapi yang lebat, tiga hari belakangan ini terjadi di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Muntilan sekitar 14 kilometer dari Puncak Merapi, paling merasakan hujan abu ini. [1]
8 Juni, Gunung Merapi pada pukul 09:03 WIB meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman. Hari ini tercatat dua letusan Merapi, letusan kedua terjadi

2010
20 September, Status Gunung Merapi dinaikkan dari Normal menjadi Waspada oleh BPPTK Yogyakarta. 21 Oktober, Status berubah menjadi Siaga pada pukul 18.00 WIB. 25 Oktober, BPPTK Yogyakarta meningkatkan status Gunung Merapi menjadi Awas pada pukul 06.00 WIB. 26 Oktober, Gunung Merapi memasuki tahap erupsi. Menurut laporan BPPTKA, letusan terjadi sekitar pukul 17.02 WIB. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan diiringi keluarnya awan panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan ini menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km.[3] 27 Oktober 2010 Gunung Merapi pun meletus. Dari sekian lama penelitian gunung teraktif di dunia ini pun meletus.

Menurut sumber berita dari VIVA News
Gunung Merapi muntah. Pada Selasa 26 Oktober 2010 pukul 17.02 Waktu Indonesia Barat, gunung teraktif di dunia itu meletus -- memuntahkan lahar dan awan panas 'wedus gembel'.
Lereng Merapi bagian Selatan jadi yang paling parah. Dusun Kinahrejo, Cangkringan, Sleman luluh lantak. Itu adalah lokasi tempat tinggal juru kunci Merapi, Mbah Maridjan.
Belasan jenazah ditemukan di Kinahrejo, salah satunya rekan kami, redaktur VIVAnews, Yuniawan Nugroho yang kembali naik ke atas gunung  demi membujuk Mbah Maridjan turun.
Belakangan, jenazah Mbah Maridjan ditemukan, Rabu pagi, 27 Oktober 2010 pukul 05.00 WIB. Dia ditemukan tewas dalam posisi bersujud. Korban tewas akibat letusan Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta, Rabu (27/10), mencapai 29 orang dan korban yang dirawat sebanyak 60 orang.

Kamis, 28 Oktober 2010

Bencana Alam Mentawai

MENTAWAI TSUNAMI
Jumlah korban di Mentawai capai 408 orang
PADANG. Jumlah korban meninggal atas peristwa tsunami di Mentawai hingga pukul 11.00 WIB pada hari Jumat (29/10) pada dalam peristiwa tsunami di Mentawai terus bertambah. Data yang di himpun Koordinator Pusat Pengendalian Oprerasional Kesiagaan Bencana Sumatera Barat, jumlah korban bertambah menjadi mencapai 408 jiwa.

Jumlah orang hilang tercatat sebanyak 3O3 orang dan masih di dalam pencarian, korban luka berat sebanyak 270 orang dan luka ringan 142 orang. Sementara korban mengungsi tercatat sebanyak 12.865 jiwa.

Korban terbanyak ditemukan di Pagai Utara sebanyak 204 orang, Pagai Selatan 154 orang, Sipora 41 orang dan di Sikakap sebanyak 9 orang. Sementara luka berat banyak ditemukan di Pagai Selatan sebanyak 120 orang, di Pagai Utara sebanyak 105 orang, di Sipora sebanyak 45 orang.

Yosep Sarokdok, Koordinator Lumbung Darma menjelaskan, mereka masih kesulitan menjangkau Pagai Selatan untuk melakukan evakuasi korban selamat atau melakukan pencarian korban. "Dusun Maonai dan Desa Bulasak sulit kami tembus karena tidak ada speed boat," kata Yosep di Padang.

Sementara posko-posko pengungsi yang ada di Sikakap maupin di Pagai Selatan dan Pagai Utara kesulitan mendapatkan obat-obatan. Menurut Yosep, jumlah paramedis juga terbatas. "Relawan yang datang kami harapkan adalah paramedis dan juga obat-obatan," terang Yosep.